SEMARANG – PT Pertamina (Persero) membantah
kelangkaan gas elpiji ukuran 3 kilogram (kg) di masyarakat karena akan
diganti Bright Gas ukuran 5,5 kilogram. Selain itu, Pertamina juga
menyatakan tak mengurangi pasokan gas elpiji bersubsidi tersebut.
“Itu tidak benar (penarikan gas LPG 3 kilogram). Memang kita punya program tukar dua tabung LPG 3 kilogram dan membayar Rp105.500 akan diganti dengan tabung bright gas 5,5 kg baru plus isi,” kata Area Manager Communication & Relations Jawa Bagian Tengah, Andar Titi Lestari, Jumat (15/9/2017).
Dia meyakinkan program tersebut murni sebagai promosi bagi warga yang tertarik. Bahkan, untuk menjamin ketersediaan di masyarakat, Pertamina MOR IV menyalurkan penambahan fakultatif sebanyak 335.560 tabung, selama periode 7–15 September 2017.
“Itu murni program promosi bagi mereka yang tertarik, dan yang mampu serta punya LPG 3 kg kita ajak dengan program ini. Tapi sekali lagi ini bukan paksaan, dan murni program promosi. Kami tidak pernah melakukan pengurangan, justru seringnya menambah, apalagi menarik,” tegasnya.
Langka, Harga Gas Elpiji 3 Kg Melambung Tinggi hingga Rp25.000/Tabung
Kelangkaan gas elpiji ukuran tiga kilogram di Semarang Jawa Tengah memicu sejumlah pedagang untuk mencari keuntungan lebih. Bahkan, kebanyakan pedagang tak lagi mematuhi harga eceran tertinggi (HET) dari Rp15.500 per tabung dan menjualnya hingga mencapai Rp25.000 per tabung.
“Kemarin ada teman yang bilang jika di daerah Semarang bawah juga mengalami kelangkaan elpiji tiga kilogram. Kalaupun ada di sana harganya mencapai Rp25.000, mahal banget,” ujar seorang warga Enih Nurhaeni.
Warga Kelurahan Pudakpayung Kecamatan Banyumanik Kota Semarang itu, menuturkan, mahalnya harga gas elpiji 3 kg juga terjadi di sekitar tempat tinggalnya. Sejak dua pekan terakhir, warga harus berkeliling dari satu pengecer ke pengecer lain demi mendapatkan gas elpiji melon.
“Sekarang mulai ada, tapi harus pesan dulu sama pedagangnya. Harganya Rp19.000 per tabung, padahal biasanya Rp17.500. Meski harganya mahal ya tetap dibeli untuk memasak. Kita enggak ada pilihan lain. Mana mungkin sekarang memasak pakai kayu,” terangnya.
Seorang pengecer gas elpiji di kelurahan setempat mengaku permintas gas elpiji ukuran tiga kilogram akhir-akhir ini meningkat drastis. Bahkan, 50 tabung gas elpiji tiga kilogram yang baru tiba langsung diserbu pembeli.
“Semalem menjelang Maghrib datang 50 tabung, tapi langsung habis. Ini tadi juga ada yang mencari tapi sudah tidak kebagian,” ujar pengecer gas elpiji tanpa menyebutkan namanya.
(dni)
sumber : https://economy.okezone.com/read/2017/09/15/320/1776822/pertamina-tarik-elpiji-3-kg-diganti-bright-gas-apa-benar
“Itu tidak benar (penarikan gas LPG 3 kilogram). Memang kita punya program tukar dua tabung LPG 3 kilogram dan membayar Rp105.500 akan diganti dengan tabung bright gas 5,5 kg baru plus isi,” kata Area Manager Communication & Relations Jawa Bagian Tengah, Andar Titi Lestari, Jumat (15/9/2017).
Dia meyakinkan program tersebut murni sebagai promosi bagi warga yang tertarik. Bahkan, untuk menjamin ketersediaan di masyarakat, Pertamina MOR IV menyalurkan penambahan fakultatif sebanyak 335.560 tabung, selama periode 7–15 September 2017.
“Itu murni program promosi bagi mereka yang tertarik, dan yang mampu serta punya LPG 3 kg kita ajak dengan program ini. Tapi sekali lagi ini bukan paksaan, dan murni program promosi. Kami tidak pernah melakukan pengurangan, justru seringnya menambah, apalagi menarik,” tegasnya.
Langka, Harga Gas Elpiji 3 Kg Melambung Tinggi hingga Rp25.000/Tabung
Kelangkaan gas elpiji ukuran tiga kilogram di Semarang Jawa Tengah memicu sejumlah pedagang untuk mencari keuntungan lebih. Bahkan, kebanyakan pedagang tak lagi mematuhi harga eceran tertinggi (HET) dari Rp15.500 per tabung dan menjualnya hingga mencapai Rp25.000 per tabung.
“Kemarin ada teman yang bilang jika di daerah Semarang bawah juga mengalami kelangkaan elpiji tiga kilogram. Kalaupun ada di sana harganya mencapai Rp25.000, mahal banget,” ujar seorang warga Enih Nurhaeni.
Warga Kelurahan Pudakpayung Kecamatan Banyumanik Kota Semarang itu, menuturkan, mahalnya harga gas elpiji 3 kg juga terjadi di sekitar tempat tinggalnya. Sejak dua pekan terakhir, warga harus berkeliling dari satu pengecer ke pengecer lain demi mendapatkan gas elpiji melon.
“Sekarang mulai ada, tapi harus pesan dulu sama pedagangnya. Harganya Rp19.000 per tabung, padahal biasanya Rp17.500. Meski harganya mahal ya tetap dibeli untuk memasak. Kita enggak ada pilihan lain. Mana mungkin sekarang memasak pakai kayu,” terangnya.
Seorang pengecer gas elpiji di kelurahan setempat mengaku permintas gas elpiji ukuran tiga kilogram akhir-akhir ini meningkat drastis. Bahkan, 50 tabung gas elpiji tiga kilogram yang baru tiba langsung diserbu pembeli.
“Semalem menjelang Maghrib datang 50 tabung, tapi langsung habis. Ini tadi juga ada yang mencari tapi sudah tidak kebagian,” ujar pengecer gas elpiji tanpa menyebutkan namanya.
(dni)
sumber : https://economy.okezone.com/read/2017/09/15/320/1776822/pertamina-tarik-elpiji-3-kg-diganti-bright-gas-apa-benar