Pertamina Siapkan Depot Elpiji di Sanggaran (1)
KONVERSI minyak tanah (mitan) ke elpiji di Bali
sudah sukses dilaksanakan. Dengan diserahkannya sejumlah paket perdana (kompor
dan tabung 3 kg) di Nusa Penida tahun ini, otomatis masyarakat Bali saat ini
sudah tidak lagi menggunakan mitan bersubsidi. Total terdapat 795.139 KK yang
menerima paket perdana konversi mitan ke elpiji. Ini artinya terjadi
peningkatan jumlah kebutuhan elpiji Bali yang
cukup signifikan. Saat ini jumlah kebutuhan elpiji Bali
per harinya mencapai 350 metrik ton (MT) dari sebelumnya 180 MT/hari.
Berdasarkan catatan Pertamina area Bali Nusra, sejak 2007 pertumbuhan konsumsi elpiji Bali meningkat tajam. Sebelum diberlakukan konversi, kebutuhan elpiji mencapai 180 MT. Kebutuhan tersebut meningkat menjadi 300 MT pada akhir 2009. Seiring telah selesainya konversi pada 2010, permintaan elpiji naik lagi menjadi 350 MT.
Jika diamati, angka kebutuhan ini tumbuh dua kali lipat dalam waktu sekitar tiga tahun sejak konversi mitan ke elpiji. Hal itu tentunya memberikan implikasi penyediaan stok pasokan elpiji Bali. Menurut Depot Area Manager Pertamina Bali Nusra Made Adi Putra didampingi Sales Representantive Elpiji Pertamina wilayah Bali Nusra Totok Sugiharto, untuk saat ini pasokan elpiji Bali disimpan di Depot Manggis, Karangasem.
Kapasitas 4 tangki penyimpanan elpiji di Depot Manggis mencapai 3.000 MT. ''Bila dilihat dari pertumbuhan permintaan elpiji Bali, stok 3.000 MT hanya mampu memenuhi kebutuhan sekitar 7 - 10 hari,'' terang Adi ditemui di kantornya, Rabu (11/8) kemarin.
Untuk perinciannya, kebutuhan elpiji di Denpasar mencapai 51,12 MT, Badung (41,50 MT), Gianyar (40,32 MT), Tabanan (38,08 MT), dan Bangli (30,67 MT). Sedangkan untuk 4 kabupaten sisanya masing-masing kebutuhannya mencapai 25,59 MT (Klungkung), Karangasem (36,31 MT), Buleleng (56,14 MT), dan Jembrana (30,42 MT).
Dia mengakui naiknya kebutuhan elpiji Bali menyebabkan stok yang ada semestinya juga meningkat. Terlebih jika cuaca buruk dan kapal tangker yang membawa stok elpiji Bali gagal sandar di Depot Manggis. Akan sangat sulit jika stok pasokan yang bisa disalurkan ke masyarakat makin menipis sementara kapal gagal sandar selama berhari-hari.
''Bila cuaca buruk dan kapal gagal sandar, alternatifnya mencari pasokan ke Surabaya lewat jalan darat,'' jelas Totok.
Alternatif lainnya, kata Totok, menyediakan sebuah depot elpiji lagi selain yang ada saat ini. Melihat tingginya kebutuhan elpiji di wilayah Denpasar, Badung, Tabanan, dan Gianyar, Pertamina memutuskan Depot Sanggaran sebagai lokasi depot elpiji kedua setelah Manggis. Di Sanggaran akan dibangun 2 tangki spherical untuk menampung elpiji dengan kapasitas per tangki 1.500 MT. (iah/*)
Berdasarkan catatan Pertamina area Bali Nusra, sejak 2007 pertumbuhan konsumsi elpiji Bali meningkat tajam. Sebelum diberlakukan konversi, kebutuhan elpiji mencapai 180 MT. Kebutuhan tersebut meningkat menjadi 300 MT pada akhir 2009. Seiring telah selesainya konversi pada 2010, permintaan elpiji naik lagi menjadi 350 MT.
Jika diamati, angka kebutuhan ini tumbuh dua kali lipat dalam waktu sekitar tiga tahun sejak konversi mitan ke elpiji. Hal itu tentunya memberikan implikasi penyediaan stok pasokan elpiji Bali. Menurut Depot Area Manager Pertamina Bali Nusra Made Adi Putra didampingi Sales Representantive Elpiji Pertamina wilayah Bali Nusra Totok Sugiharto, untuk saat ini pasokan elpiji Bali disimpan di Depot Manggis, Karangasem.
Kapasitas 4 tangki penyimpanan elpiji di Depot Manggis mencapai 3.000 MT. ''Bila dilihat dari pertumbuhan permintaan elpiji Bali, stok 3.000 MT hanya mampu memenuhi kebutuhan sekitar 7 - 10 hari,'' terang Adi ditemui di kantornya, Rabu (11/8) kemarin.
Untuk perinciannya, kebutuhan elpiji di Denpasar mencapai 51,12 MT, Badung (41,50 MT), Gianyar (40,32 MT), Tabanan (38,08 MT), dan Bangli (30,67 MT). Sedangkan untuk 4 kabupaten sisanya masing-masing kebutuhannya mencapai 25,59 MT (Klungkung), Karangasem (36,31 MT), Buleleng (56,14 MT), dan Jembrana (30,42 MT).
Dia mengakui naiknya kebutuhan elpiji Bali menyebabkan stok yang ada semestinya juga meningkat. Terlebih jika cuaca buruk dan kapal tangker yang membawa stok elpiji Bali gagal sandar di Depot Manggis. Akan sangat sulit jika stok pasokan yang bisa disalurkan ke masyarakat makin menipis sementara kapal gagal sandar selama berhari-hari.
''Bila cuaca buruk dan kapal gagal sandar, alternatifnya mencari pasokan ke Surabaya lewat jalan darat,'' jelas Totok.
Alternatif lainnya, kata Totok, menyediakan sebuah depot elpiji lagi selain yang ada saat ini. Melihat tingginya kebutuhan elpiji di wilayah Denpasar, Badung, Tabanan, dan Gianyar, Pertamina memutuskan Depot Sanggaran sebagai lokasi depot elpiji kedua setelah Manggis. Di Sanggaran akan dibangun 2 tangki spherical untuk menampung elpiji dengan kapasitas per tangki 1.500 MT. (iah/*)
Sumber : http://www.balipost.co.id/mediadetail.php?module=detailberita&kid=3&id=40182
Tidak ada komentar:
Posting Komentar